Senin, 08 Oktober 2012

PENALARAN DEDUKTIF Penalaran deduktif adalah kegiatan berfikir yang sebaliknya dari penalaran induktif atau lawan dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Contohnya: 1. Kambing adalah binatang berkaki empat (premis minor) 2. Semua kambing pasti akan mati (kesimpulan) 3. Kambing adalah hewan (premis mayor) Faktor-faktor penalaran deduktif yaitu: 1. Pembentukan Teori 2. Hipotesis 3. Definisi Operasional 4. Instrumen 5. Operasionalisasi Variable pada penalaran deduktif yaitu: 1. Silogisme Kategorial Ada tiga proposisi silogisme kategorial yaitu: Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus : Premis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Kaedah- kaedah silogisme kategorial yaitu: a. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. b. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan c. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. d. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative. e. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. f. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. g. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. h. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan. 2. Silogisme Hipotesis Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. 3. Silogisme Alternatif Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. 4. Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Ciri-ciri utama dari penalaran deduktif, yaitu : 1. Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar 2. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Penarikan kesimpulan deduktif ada 2 macam yaitu: 1. Penarikan simpulan secara langsung Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan. Simpulan secara langsung: a. Semua S adalah P. (premis) Sebagian P adalah S. (simpulan) Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis) Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan) b. Semua S adalah P. (premis) Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan) Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis) Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan) c. Tidak satu pun S adalah P. (premis) Semua S adalah tak-P. (simpulan) Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis) Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan) d. Semua S adalah P. (premis) Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan) Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan) Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis) Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan) idak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan) 2. Penarikan simpulan secara tidak langsung Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus. Simpulan tidak langsung yaitu: a. Silogisme Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Contohnya: • Semua manusia akan mati Ani adalah manusia Jadi, Ani akan mati. (simpulan) • Semua manusia bijaksana Semua dosen adalah manusia Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan) b. Entimen Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Contohnya : • Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari Pada malam hari tidak ada sinar matahari Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis. • Semua ilmuwan adalah orang cerdas Anto adalah seorang ilmuwan. Jadi, Anto adalah orang cerdas. Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme. Sumber: http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif/ http://bigfat-evillaugh.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html http://fardhinisabila.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html http://cahyanuaink.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar